- Surplus perdagangan meningkat menjadi USD 4.47 miliar pada Maret 2024, didorong oleh lonjakan ekspor sebesar 16.40% MoM (-4.19% YoY), dan penurunan impor sebesar 2.60% MoM (-12.76% YoY).
- Ekspor meningkat terutama karena permintaan emas yang tinggi dari China dan pemulihan harga logam lainnya termasuk timah, tembaga, dan nikel. Namun, kenaikan ekspor batu bara cukup terbatas karena pasokan yang cukup di China.
- Sementara itu, penurunan impor utamanya disebabkan oleh barang modal, sementara impor barang konsumsi mengalami penurunan yang lebih moderat. Hal ini menunjukkan peruabahan pola pertumbuhan yang didorong oleh investasi menjadi yang dipimpin oleh konsumsi.
- Dampak keseluruhan bagi Indonesia dari kenaikan harga minyak masih belum pasti karena korelasi antara minyak dan komoditas lainnya tidak sempurna.
- BI mungkin perlu mengambil langkah yang lebih fleksibel dan realistis untuk memperkuat Rupiah, terutama jika neraca dagang menipis dalam beberapa bulan mendatang.