- NPI mencatat defisit US$ 6,7 miliar pada Q2-25, lebih tinggi dari defisit USD 787 juta pada Q1-25. Neraca berjalan mencatat defisit US$ 3 miliar sedangkan neraca finansial mencatat defisit US 5,2 miliar.
- Defisit di neraca finansial disebabkan oleh sentimen global yang memburuk karena tarif. Namun, defisit di neraca berjalan disebabkan faktor yang lebih positif, yakni pertumbuhan investasi.
- Hal ini diperkuat sisi PMA dan investasi lainnya yang mencatat surplus lebih tinggi.
- Ke depannya, tekanan di neraca berjalan berpotensi tetap atau meningkat karena hambatan tarif dan meningkatnya belanja masyarakat dan pemerintah.