- Surplus perdagangan Indonesia menyempit menjadi USD 2,02 Mn akibat penurunan ekspor sebesar 8,06% YoY (-8,34% MoM) dan sedikit peningkatan impor sebesar 0,36% YoY (-3,13% MoM).
- Penurunan ekspor sebagian besar disebabkan oleh turunnya pengiriman batu bara dan bijih mineral di tengah kelebihan pasokan di Tiongkok, meskipun sedikit diimbangi oleh dampak "hilirisasi" seperti sebelumnya.
- Impor menurun setelah puncak musimannya pada akhir tahun lalu, tetapi dapat meningkat kembali mengingat potensi pemulihan momentum konsumsi, FAI yang masih kuat, dan tambahan kebutuhan impor beras.
- Neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan mungkin akan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2024, akibat nilai tukar perdagangan Indonesia semakin memburuk sementara pertumbuhan yang kuat (relatif terhadap global) dapat berdampak pada impor yang lebih kuat.