- Inflasi terus turun cepat ke 4.00% YoY (0.09% MoM), berkat normalisasi biaya transportasi pasca-Lebaran sementara kelebihan barang di Tiongkok tekan harga pakaian dan alas kaki.
- Konsumsi mulai melunak pasca Lebaran, akibat simpanan konsumen yang disinyalir menipis meski sempat ditambah oleh belanja pemerintah akhir tahun lalu.
- Inflasi rendah tidak serta-merta berarti pertumbuhan lambat, tapi permintaan yang lemah dari Tiongkok dan AS cenderung mendorong perlambatan domestik.
- Disinflasi akibat kelebihan barang Tiongkok memungkinkan bank sentral di Asia, termasuk BI, untuk memotong suku bunga lebih awal dari Fed. Namun belanja fiskal dan pemotongan GWM bisa berdampak lebih cepat terhadap permintaan.
- Inflasi tahun ini bisa berada di sekitar atau bahkan di bawah 2%, meski ada risiko inflasi pangan jika El Niño terjadi dalam beberapa bulan ke depan.