Kembali ke halaman Keberlanjutan

Perbankan Berkelanjutan

Menjalankan bisnis yang bertanggungjawab dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)

Total File

0

Total Ukuran File

0

Pembiayaan yang Bertanggung Jawab

BCA berkomitmen untuk menerapkan Keuangan Berkelanjutan, termasuk meningkatkan penyaluran kredit pada usaha berwawasan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST).

  1. Meningkatkan Portfolio Keuangan Berkelanjutan

    Portofolio (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan) KKUB tahun 2022 sebesar Rp183,2 triliun atau meningkat 14,9% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp159,5 triliun. Persentase tersebut melebihi target pertumbuhan pembiayaan KKUB tahun 2022 yang sebesar 7%. Portofolio kredit KKUB terdiri atas Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebesar 44,2% dan sektor UMKM sebesar 55,8%. Total portofolio kredit KKUB setara dengan 25,4% dari total portofolio bank (Kredit dan Obligasi Korporasi).

    Pembiayaan untuk KUBL meliputi sektor usaha energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, produk eco-efficient serta bangunan berwawasan lingkungan.

    Dalam pemberian kredit, BCA telah menerapkan beberapa kebijakan dan prosedur agar kegiatan bisnis berjalan selaras dengan pembiayaan yang bertanggung jawab. Salah satu usaha BCA dalam pembiayaan yang bertanggung jawab adalah dengan menerapkan kebijakan sektoral kredit untuk sektor-sektor yang berpotensi memiliki risiko tinggi terhadap kerusakan lingkungan. BCA juga telah menerbitkan exclusion list sebagai guideline risk appetite dengan tetap memperhatikan aspek risiko tiap sektor.

  2. Pembiayaan Proyek Infrastruktur Berkelanjutan

    BCA berkontribusi untuk memberikan dampak ekonomi tidak langsung kepada masyarakat, salah satunya melalui pembiayaan infrastruktur di Indonesia. BCA memberikan pembiayaan untuk proyek jalan tol, kelistrikan, kereta api, menara telekomunikasi, bandara dan pelabuhan, serta air minum dan sanitasi yang bersifat komersial. Pada 2022, total penyaluran kredit untuk infrastruktur (termasuk kredit nontunai) mencapai Rp 56,2 triliun.

    Selain itu, BCA juga mendukung pembiayaan pembangkit tenaga listrik yang bersumber dari energi baru & terbarukan (EBT) di antaranya proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, mini-hydro, biogas, dan biomassa.

  3. Pembiayaan dan Dukungan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

    UMKM memiliki posisi penting dalam perekonomian Indonesia karena mampu menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi lokal. BCA berkomitmen untuk mendukung UMKM dengan menyediakan program pembiayaan khusus UMKM, dan mengembangkan program khusus UMKM berwawasan lingkungan, sosial dan tata kelola (LST). Pada 2022, pembiayaan pada sektor UMKM telah mencapai RP 102,3 triliun meningkat 16,0% dibandingkan tahun 2021. BCA juga mengadakan UMKM Fest untuk mempertemukan UMKM dengan pelaku bisnis, serta membantu memasarkan produk secara online dan offline. Sebanyak lebih dari 1.250 UMKM dari seluruh Indonesia mengikuti acara tersebut.

  4. Program ‘Bangga Lokal’

    ‘Bangga Lokal’ merupakan dukungan BCA untuk membantu UMKM mengembangkan bisnis dan mendapatkan mitra baru. Bagi UMKM yang lolos seleksi, BCA akan membantu promosi, pemasaran, memberikan edukasi dan kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan modal kerja. Program ini juga memiliki program pengembangan dengan beragam aktivitas seperti webinar dengan topik yang relevan untuk bisnis, kolaborasi UMKM dengan kreator untuk pengembangan produk baru, dan coaching clinic. Per Desember 2022, terdapat 1.477 UMKM baru yang tergabung di program Bangga Lokal.

  5. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

    Pada 2022, BCA menyalurkan KUR sebesar Rp 478 miliar, atau naik 131,6% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 206,4 miliar. BCA membiayai KUR yang memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat, yakni mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas masyarakat di daerah tertinggal. Jenis usaha rakyat yang mendapatkan KUR di antaranya usaha kerajinan tangan, produk olahan hasil bumi, peternakan, dan pembibitan.

  6. Risiko Keuangan terkait Iklim

    BCA turut mengambil tanggung jawab untuk mengurangi pemanasan global. Dalam menilai risiko keuangan terkait perubahan iklim, BCA merujuk pada standar internasional dan pedoman Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD). Untuk memitigasi risiko keuangan terkait iklim, BCA menerapkan prinsip kehatihatian dalam penyaluran kredit terutama pada sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap lingkungan dan perubahan iklim. BCA telah mengembangkan kebijakan pemberian kredit sektoral, yaitu untuk sektor kelapa sawit, sektor tambang batu bara, sektor pembangunan jalan tol, sektor hasil kayu dan hutan, serta sektor semen dan besi baja dasar. Di samping itu, BCA akan mengimplementasikan secara bertahap kebijakan pemberian kredit terhadap risiko LST dengan menerapkan Environmental & Social Risk Analysis (ESRA).

 

Kualitas Layanan dan Kepercayaan Konsumen

BCA menjunjung tinggi pelayanan yang adil dan setara kepada seluruh nasabahnya. Pelayanan tersebut diharapkan dapat memberi kepuasan dan kemudahan kepada nasabah, serta memberikan solusi perbankan yang diperlukan nasabah.

  1. Menjaga Kualitas Layanan dan Penanganan Keluhan Nasabah
    BCA selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan menggali keperluan transaksi agar nasabah mendapatkan solusi perbankan yang tepat. Adapun BCA selalu membekali karyawan yang berhadapan langsung dengan nasabah, terutama untuk frontliner. Pelatihan terkait konsultasi dan komunikasi terus diberikan agar karwayan dapat memberikan solusi yang sesuai dengan situasi setiap nasabah.
  2. Keterjangkauan Akses Perbankan
    Dalam rangka peningkatan akses dan keterjangkauan solusi perbankan bagi seluruh nasabah, digitalisasi perbankan menjadi salah satu strategi BCA. Selain untuk mempermudah nasabah mendapatkan akses di mana pun dan kapan pun, digital perbankan dilengkapi dengan sistem keamanan data yang andal. BCA menerapkan standar ISO 27001 untuk memastikan keamanan data terjaga. BCA terus memperluas jaringan layanan solusi perbankan dengan cara yang inklusif, adil, dan menghormati setiap nasabah. Layanan yang BCA berikan berbasis budaya ‘SMART SOLUTION’ yaitu sigap, menarik, antusias, ramah, teliti, simak, open-minded, lengkap, utamakan kebutuhan nasabah, telling solutions, inisiatif, dan on-time.

Pengembangan Teknologi dan Digitalisasi

Semakin berkembangnya teknonologi informasi dan digitalisasi adalah salah satu kunci keberhasilan penerapan Keuangan Berkelanjutan. Digitalisasi perbankan mempermudah nasabah untuk melakukan transaksi tanpa harus datang ke cabang, sehingga dapat menyumbang pengurangan emisi karbon kendaraan bermotor dan pengurangan penggunaan kertas. Pada tahun 2022, sebanyak 99.5% dari transaksi BCA dilakukan nasabah secara digital.

Perlindungan Privasi dan Keamanan Data Nasabah

BCA berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan nasabah setianya dengan menjaga keamanan data dan privasi. Komitmen ini menjadi bagian dari upaya BCA dalam menghormati hak asasi manusia (HAM).

  1. Penjagaan Keamanan, Kerahasiaan dan Privasi Nasabah
    Perlindungan privasi nasabah, yang mencakup data pribadi, simpanan dan keamanan finansial merupakan dasar dari bisnis perbankan. BCA terus berupaya menjalankan dan menyempurnakan sistem pengamanan yang mampu melindungi privasi seluruh nasabahnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, BCA juga senantiasa melakukan upaya mitigasi dalam 3 hal : people, process dan technology.
  2. Cybersecurity
    Dengan terus berkembangnya teknologi informasi, risiko kejahatan siber semakin meningkat. BCA selalu memprioritaskan perlindungan data nasabah agar nasabah tetap nyaman bertransaksi di BCA, dengan melakukan pelatihan dan sosialisasi rutin kepada pekerja. Secara berkala akan dilakukan simulasi insiden keamanan data untuk memastikan semua pekerja waspada terhadap isu keamanan siber. Diharapkan dengan sistem keamanan yang mumpuni dan kesigapan pekerja dapat secara efektif mengantisipasi ancaman kejahatan siber, kelalaian, dan fraud.

  3. Tidak ada kebocoran data
    Selama tahun 2022, BCA tidak menghadapi kasus signifikan terkait pelanggaran maupun penyalahgunaan data dan privasi nasabah. Tidak ada data nasabah yang hilang, serta tidak ada sanksi/denda yang ditanggung Bank maupun pekerja BCA. BCA memiliki mekanisme eskalasi apabila terjadi pelanggaran terhadap privasi nasabah sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Pencegahan Fraud dan Kejahatan Finansial

BCA memiliki unit anti fraud yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan/ perkembangan penerapan kebijakan/strategi Anti Fraud secara bankwide. Pemantauan ini meliputi pencegahan, deteksi, dan investigasi. Dalam mendukung pencegahan Korupsi dan Fraud, BCA menerapkan sistem yaitu:

  1. Whistleblowing System
    Sebagai bagian dari transparansi, sistem pengaduan pelanggaran (Whistleblowing System/WBS) diterapkan untuk mendeteksi dan mencegah fraud sedini mungkin. Pihak internal maupun eksternal dapat menyampaikan pengaduan terkait fraud, korupsi, ataupun tindakan yang menyalahi kode etik perbankan. Pelapor dapat menyampaikan pengaduan melalui situs web bca.co.id dengan menyertakan data/informasi yang jelas sesuai dengan prinsip 4W1H (What, Who, When, Where dan How). Laporan akan diterima langsung secara otomatis oleh pengelola Whistleblowing System (WBS) untuk divalidasi.
  2. Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT)
    BCA membangun kesadaran kepada seluruh pekerja untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap praktik pencucian uang dan pendanaan terorisme. Untuk itu, BCA menjalankan APU PPT bagi seluruh transaksi bernilai besar maupun yang mencurigakan. 100% pekerja tetap sudah mendapatkan sosialisasi terkait APU PPT.

Total File

0

Total Ukuran File

0