Dengan mengakses situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari kami.
Menjalankan bisnis yang bertanggungjawab dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
Pembiayaan yang Bertanggung Jawab
BCA berkomitmen untuk menciptakan dampak positif yang signifikan dalam mengelola isu-isu lingkungan, sosial dan hak asasi manusia melalui penerapan budaya keberlanjutan dengan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan.
1. Meningkatkan Portofolio Keuangan Berkelanjutan
Portofolio KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan) sebesar Rp229 triliun atau meningkat 12,5% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp203 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan target KKUB sebesar 9%. Portofolio kredit KKUB terdiri atas Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebesar 43,2% dan UMKM sebesar 56,8%. Total portofolio kredit KKUB setara dengan 24,8% dari total portofolio bank tahun 2024.
BCA juga mengembangkan skema Sustainability Linked Loan (SLL). Pada skema SLL tersebut, BCA dengan debitur menyepakati Key Performance Indicator (KPI) dan Sustainability Performance Target (SPT) yang telah diselaraskan dengan bidang usaha utama debitur. Dengan mekanisme ini, debitur akan mendapatkan insentif apabila memenuhi serangkaian SPT yang telah disepakati. Pada tahun 2024, pembiayaan dengan skema SLL yang telah disalurkan sebesar Rp1.003 miliar, dan per Desember 2023 outstanding sebesar Rp319 miliar.
Pembiayaan untuk KUBL meliputi sektor usaha energi terbarukan, efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, produk eco-efficient, transportasi ramah lingkungan serta bangunan berwawasan lingkungan.
Dalam pemberian kredit, BCA telah menerapkan beberapa kebijakan dan prosedur agar kegiatan bisnis berjalan selaras dengan pembiayaan yang bertanggung jawab. Salah satu usaha BCA dalam pembiayaan yang bertanggung jawab adalah dengan menerapkan kebijakan sektoral kredit untuk sektor-sektor yang berpotensi memiliki risiko tinggi terhadap kerusakan lingkungan. BCA juga telah menerbitkan exclusion list sebagai guideline risk appetite dengan tetap memperhatikan aspek risiko tiap sektor.
2. Pembiayaan Proyek Infrastruktur
BCA berkontribusi untuk memberikan dampak ekonomi tidak langsung kepada masyarakat, salah satunya melalui pembiayaan infrastruktur di Indonesia. BCA memberikan pembiayaan untuk proyek jalan tol, kelistrikan, kereta api, menara telekomunikasi, bandara dan pelabuhan, serta air minum dan sanitasi yang bersifat komersial. Pada tahun 2024, total penyaluran kredit untuk infrastruktur (termasuk kredit nontunai) mencapai Rp72,8 triliun.
3. Pembiayaan untuk Sektor Energi Terbarukan
Sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah menuju ekonomi rendah karbon, BCA juga menyalurkan pembiayaan ke proyek-proyek EBT. Pada Tahun 2024, BCA mencatatkan penyaluran pembiayaan untuk proyek EBT sebesar Rp3 triliun. Beberapa proyek yang telah dibiayai mencakup proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, minihidro, biogas, dan biomassa.
4. Pembiayaan dan Dukungan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia karena mampu menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi lokal. BCA berkomitmen mendukung UMKM dengan menyediakan program pembiayaan dengan bunga khusus. Pada 2024, pembiayaan pada sektor UMKM telah mencapai Rp129,8 triliun meningkat 11,9% dibandingkan tahun 2023. BCA juga konsisten mengadakan UMKM Fest untuk mempertemukan UMKM dengan pelaku bisnis, serta membantu memasarkan produk secara online dan offline. Acara ini diikuti oleh ± 1.500 pelaku UMKM lokal.
5. Program ‘Bangga Lokal’
‘Bangga Lokal’ merupakan dukungan BCA untuk membantu UMKM mengembangkan bisnis dan mendapatkan mitra baru. Bagi UMKM yang lolos seleksi, BCA akan membantu promosi, pemasaran, memberikan edukasi dan kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan modal kerja. Bangga Lokal juga memiliki program pengembangan dengan beragam aktivitas seperti webinar dengan topik yang relevan untuk bisnis, kolaborasi UMKM dengan kreator untuk pengembangan produk baru, dan coaching clinic.
6. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Pada 2023, BCA menyalurkan KUR sebesar Rp783,3 miliar, atau naik 31% dibandingkan dengan tahun 2023 yang sebesar Rp 598,8 miliar. BCA membiayai KUR yang memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat, yakni mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas masyarakat di daerah tertinggal. Beberapa jenis usaha rakyat yang didanai di antaranya usaha kerajinan tangan, produk olahan hasil bumi, peternakan, dan pembibitan.
Pengajuan KUR BCA saat ini dapat dilakukan dengan cara datang ke cabang terdekat maupun secara online melalui webform KUR pada bca.co.id. Untuk memudahkan dan menjangkau pelaku usaha kecil lebih luas dalam pengajuan KUR, BCA juga sedang melakukan pengembangan salah satu aplikasi digital yaitu LOUISE (Loan Origination Unified System for Enterprise) yang merupakan aplikasi yang terintegrasi dengan situs bca.co.id.
7. Risiko Keuangan terkait Iklim
BCA mengelola risiko terkait LST (Lingkungan, Sosial, Tata Kelola) dalam aktivitas pembiayaannya dengan menerapkan serangkaian persyaratan kredit yang ketat untuk semua segmen, termasuk korporasi, komersial, dan UMKM, yang mencakup penilaian aspek tata kelola, legalitas usaha, struktur kepengurusan, dan aspek sosial seperti larangan pekerja anak dan kerja paksa. Untuk segmen korporasi dan komersial, penilaian melibatkan kriteria Environmental & Social Risk Assessment (ESRA) untuk menilai dampak sosial dan lingkungan. BCA juga menerapkan mekanisme eskalasi dalam proses persetujuan kredit yang melibatkan berbagai unit kerja dan komite kredit, hingga Direksi. Sejak 2022, BCA mengklasifikasikan debitur berdasarkan dukungan mereka terhadap perlindungan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim, sesuai dengan Taksonomi Hijau Indonesia. Pada tahun 2023, BCA memulai uji coba penilaian risiko LST pada debitur di sektor berisiko tinggi seperti kelapa sawit dan tambang batu bara. Risk Management Division BCA berperan mengidentifikasi dan mengelola risiko yang timbul dari kegiatan usaha, termasuk risiko kredit dan risiko terkait LST dan perubahan iklim.
Kualitas Layanan dan Kepercayaan Konsumen
BCA menjunjung tinggi pelayanan yang adil dan setara kepada seluruh nasabahnya. Pelayanan tersebut diharapkan dapat memberi kepuasan dan kemudahan kepada nasabah, serta memberikan solusi perbankan yang diperlukan nasabah.
Keterjangkauan Akses Perbankan
Dalam rangka peningkatan akses dan keterjangkauan solusi perbankan bagi seluruh nasabah, digitalisasi perbankan menjadi salah satu strategi BCA. Selain untuk mempermudah nasabah mendapatkan akses di mana pun dan kapan pun, digital perbankan dilengkapi dengan sistem keamanan data yang andal. BCA menerapkan standar ISO 27001 untuk memastikan keamanan data terjaga. BCA terus memperluas jaringan layanan solusi perbankan dengan cara yang inklusif, adil, dan menghormati setiap nasabah. Layanan yang BCA berikan berbasis budaya ‘SMART SOLUTION’ yaitu sigap, menarik, antusias, ramah, teliti, simak, open-minded, lengkap, utamakan kebutuhan nasabah, telling solutions, inisiatif, dan on-time.
Pengembangan Teknologi dan Digitalisasi
Semakin berkembangnya teknonologi informasi dan digitalisasi adalah salah satu kunci keberhasilan penerapan Keuangan Berkelanjutan. Digitalisasi perbankan mempermudah nasabah untuk melakukan transaksi tanpa harus datang ke cabang, sehingga dapat menyumbang pengurangan emisi karbon kendaraan bermotor dan pengurangan penggunaan kertas. Pada tahun 2024, sebanyak 99,8% dari transaksi BCA dilakukan nasabah secara digital.
Perlindungan Privasi dan Keamanan Data Nasabah
BCA berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan nasabah setianya dengan menjaga keamanan data dan privasi. Komitmen ini menjadi bagian dari upaya BCA dalam menghormati hak asasi manusia (HAM).
Cybersecurity
Dengan terus berkembangnya teknologi informasi, risiko kejahatan siber semakin meningkat. BCA selalu memprioritaskan perlindungan data nasabah agar nasabah tetap nyaman bertransaksi di BCA, dengan melakukan pelatihan dan sosialisasi rutin kepada pekerja. Secara berkala akan dilakukan simulasi insiden keamanan data untuk memastikan semua pekerja waspada terhadap isu keamanan siber. Diharapkan dengan sistem keamanan yang mumpuni dan kesigapan pekerja dapat secara efektif mengantisipasi ancaman kejahatan siber, kelalaian, dan fraud.
Tidak ada kebocoran data
Selama tahun 2024, BCA tidak menghadapi kasus signifikan terkait pelanggaran maupun penyalahgunaan data dan privasi nasabah. Tidak ada data nasabah yang hilang, serta tidak ada sanksi/denda yang ditanggung Bank maupun pekerja BCA. BCA memiliki mekanisme eskalasi apabila terjadi pelanggaran terhadap privasi nasabah sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Pencegahan Fraud dan Kejahatan Finansial
BCA memiliki unit anti fraud yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan/ perkembangan penerapan kebijakan/strategi Anti Fraud secara bankwide. Pemantauan ini meliputi pencegahan, deteksi, dan investigasi. Dalam mendukung pencegahan Korupsi dan Fraud, BCA menerapkan sistem yaitu:
Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT)
BCA membangun kesadaran kepada seluruh pekerja untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap praktik pencucian uang dan pendanaan terorisme. Untuk itu, BCA menjalankan APU PPT bagi seluruh transaksi bernilai besar maupun yang mencurigakan. 100% pekerja tetap sudah mendapatkan sosialisasi terkait APU PPT.
Inklusi Keuangan
BCA mendukung Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dengan menghadirkan produk dan layanan keuangan untuk masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan (unbankable). Upaya ini mencakup perluasan jaringan ATM ke daerah pelosok, kerja sama dengan ATM BERSAMA, serta pengembangan digital banking. Hingga akhir 2024, BCA memiliki 28 cabang di wilayah 3T dan menjangkau daerah terpencil melalui mitra seperti Indomaret dan Alfamart. Pembukaan rekening juga dapat dilakukan secara digital melalui BCA Mobile dan MyBCA, serta aplikasi mitra seperti Blibli, Bayarin, dan MyCampus. Program inklusi keuangan ini memberikan dampak positif signifikan bagi masyarakat, khususnya dalam mempermudah akses dan penyelesaian transaksi keuangan.
Sebagai bagian dari inklusi keuangan, BCA menyediakan produk TabunganKu, Simpanan Pelajar, dan Tahapan Xpresi. TabunganKu, sebagai non-cost saving account, dirancang untuk Masyarakat berpenghasilan rendah dengan tujuan membantu mereka menabung dengan lebih mudah, aman, dan tanpa biaya. Simpanan Pelajar dan Tahapan Xpresi ditargetkan untuk generasi muda. Simpanan Pelajar memberikan solusi tabungan sederhana yang sesuai untuk pelajar yang disertai edukasi terkait kebiasaan menabung. Tabungan Tahapan Xpresi menawarkan layanan digital dengan desain kreatif, mendukung kebutuhan gaya hidup generasi muda. Melalui berbagai produk ini, BCA terus memperkuat komitmennya terhadap inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat.
Produk Tabungan Inklusi
|
Produk |
Jumlah Rekening |
Frekuensi Transaksi |
|
TabunganKU |
1,752,368 |
36,015,931 |
|
Simpanan Pelajar |
83,541 |
189,292 |
|
Tahapan Xpresi |
12,952,402 |
2,948,268,605 |
Identifikasi Emerging Risk
Di BCA, kami meyakini bahwa berbagai perubahan, termasuk perubahan ekonomi, lingkungan, dan sosial, dapat memiliki dampak signifikan terhadap pengelolaan secara keseluruhan, dan mendefinisikan serta mengelolanya sebagai risiko yang muncul.
| Kategori | Risiko Serangan Siber | Volatilitas Ekonomi Global |
|
Definisi |
Penggunaan teknologi dapat meningkatkan risiko termasuk gangguan sistem, serangan siber, kebocoran data, dan rekayasa sosial. |
Volatilitas ekonomi global (seperti perang dagang, tariff Trump, ketegangan geopolitik, dan/atau pengetatan moneter di negara-negara ekonomi utama) dapat memicu fluktuasi pada makroekonomi Indonesia (nilai tukar, suku bunga, arus modal, dll.), berpotensi menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi domestik, yang dapat berdampak pada kinerja bank dalam hal pinjaman, pendanaan, dan investasi. |
|
Jenis Risiko |
Teknologi |
Ekonomi |
|
Dampak Bisnis |
Setiap potensi gangguan sistem atau serangan siber dapat memiliki implikasi dan mengganggu layanan kepada nasabah. |
Dampak dari risiko ini dapat mencakup peningkatan kredit bermasalah, tekanan pada margin bunga bersih, penurunan profitabilitas, dan potensi penurunan nilai portofolio investasi. Akibatnya, kinerja keuangan bank secara keseluruhan akan terpengaruh. |
|
Tindakan Mitigasi |
Bank menerapkan manajemen risiko IT dan keamanan siber sesuai dengan strategi bank dan panduan regulasi. Dalam hal ini, Bank didukung oleh struktur organisasi yang komprehensif, di mana terdapat unit kerja IT Security Group (ISG), Subdivisi Manajemen Risiko Keamanan Siber (CSM), dan Divisi Audit Internal (DAI) sebagai bagian integral dari konsep tiga lini pertahanan untuk risiko terkait keamanan siber. Selain itu, Bank juga memiliki kebijakan dan prosedur untuk manajemen risiko keamanan siber, serta kebijakan dan prosedur terkait Keamanan IT yang mengacu pada standar internasional. |
Untuk memitigasi risiko, BCA terus meningkatkan kerangka manajemen risikonya dengan memantau indikator makroekonomi secara ketat, melakukan stress-test secara reguler pada portofolio kredit dan pasar, mendiversifikasi portofolio kredit untuk menghindari risiko konsentrasi, mempertahankan buffers modal konservatif, dan mengoptimalkan posisi likuiditasnya. Lebih lanjut, BCA mengambil pendekatan proaktif dengan debitur, terutama mereka yang berada di sektor rentan. BCA meyakini langkah-langkah ini dapat memitigasi dampak negatif ketidakpastian ekonomi global. |
Anda akan meninggalkan BCA.co.id
Dengan mengklik ‘Lanjutkan’, Anda akan diarahkan menuju website di luar www.bca.co.id yang tidak terafiliasi dengam BCA dan mungkin memiliki tingkat sekuriti yang berbeda. BCA tidak bertanggung jawab dan tidak mendukung, menjamin, mengendalikan konten, mengendalikan ketersediaan dan perspektif atas produk-produk atau layanan-layanan yang ditawarkan atau dinyatakan oleh website tersebut.