- Surplus dagang menyempit ke USD 0.87 Milyar di Februari, jauh di bawah konsensus, berkat ekspor yang jatuh dan impor yang masih kuat di luar perkiraan.
- Ekspor terhambat disebabkan permintaan dari Tiongkok yang melemah di tengah libur Imlek, yang menekan aktivitas industri meski bisa pulih cukup kuat didukung stimulus.
- Impor tetap kuat, terutama untuk barang konsumsi. Hal ini disebabkan oleh efek Pemilu, impor beras yang berlanjut, dan antisipasi bulan Ramadan.
- Surplus tipis Februari adalah pengecualian dan bisa meningkat lagi di bulan Maret, tapi kami tetap melihat defisit neraca berjalan moderat yang mungkin memaksa BI untuk relatif konservatif