Penipuan perbankan semakin canggih seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari.
Meski bank sudah mengambil langkah untuk memerangi penipuan dengan menerapkan teknologi canggih, para penipu juga terus menemukan cara baru untuk menipu korban.
Oleh karena itu, bank dan nasabah harus tetap waspada agar dapat melindungi diri mereka sendiri dengan lebih baik.
Berikut adalah jenis-jenis fraud perbankan yang menurut para ahli akan banyak terjadi di 2025.
1. Penipuan di Media Sosial
Meskipun sudah beberapa kali terjadi, penipuan ini diramalkan akan muncul lagi di tahun 2025 dengan teknik yang lebih canggih.
Penipu membuat akun palsu mengatasnamakan BCA di Instagram dan Tiktok dll. Nama dan logo akun dibuat mirip dengan nama akun resmi BCA.
Penipu membuat beberapa postingan yang visualnya dibuat mirip seolah-olah akun resmi BCA, dengan cara mengambil image-image yang ada di postingan akun resmi BCA.
Modusnya, penipu memberikan iming-iming seperti apply kartu kredit baru atau naik limit kartu kredit secara instan, tawaran memiliki kartu BCA prioritas, dll. Korban yang tertarik akan diminta mengklik sebuah link dan mengisi data-data pribadi korban.
Penipu bahkan berani keluar modal untuk mengiklankan konten penipuan di media sosial demi menjaring korban sebanyak-banyaknya!
Kunci keamananya, kita harus selalu tetap tenang dan waspada. Jika tenang dan waspada, kita akan selalu teliti akan kebenaran akun tersebut, dan tidak akan mengklik link sembarangan.
2. Penipuan Halo BCA Palsu
Penipuan dengan menggunakan nomor Halo BCA palsu sering terjadi. Penipu memakai nomor resmi Halo BCA 1500888 namun dengan awalan 021, +62 dan sebagainya.
Dengan adanya kemajuan teknologi, penipu dapat memanipulasi nomor Halo BCA terlihat persis 1500888, baik incoming call maupun SMS.
Kunci keamanannya sama, kamu harus tetap tenang dan waspada. Jika kamu di telepon atau mendapat SMS dari 1500888 dan kamu diberikan kabar gembira (misalnya dapat hadiah) atau berita buruk (misalnya kartu kredit kamu digunakan orang lain), kamu jangan cepat senang atau langsung panik.
Konfirmasikan ke Halo BCA via aplikasi haloBCA tentang kebenaran informasi tersebut. Jika ternyata tidak benar, laporkan segera penipuan tersebut.
3. Phishing
Ini adalah salah satu bentuk penipuan tertua dan paling sukses. Caranya adalah penipu akan mengirimkan SMS, whatsApp atau email atau teks dengan menyamar sebagai bank BCA. Mereka memalsukan nomor, foto profil, bahkan suara yang dapat menirukan petugas Customer Service Halo BCA.
Dalam pesan yang dikirim, seringkali berisi link ke situs web palsu yang terlihat seperti aslinya. Lalu mereka akan meminta informasi pribadi perbankan kamu. Setelah mendapatkannya, penipu dapat mengakses ke akun keuangan korban atau membobol kartu kredit korban.
Kunci keamanannya ada tiga: Pertama, konfirmasikan kebenaran nomor/akun tersebut via aplikasi haloBCA. Kedua, jangan pernah mengakses link pada pesan mencurigakan. Ketiga, jangan pernah share data-data pribadi perbankan seperti nomor kartu, PIN, kode OTP, CVV/CVC, Respon Appli 1 dan Appli 2 KeyBCA dll.
4. Man-in-the-middle/pharming
Jenis penipuan lain yang terkait dengan phishing adalah serangan man-in-the-middle atau pharming. Di sini, penipu akan bertindak sebagai perantara di antara korban dan institusi yang sah.
Misalnya, korban menghubungi BCA lewat media sosial, lalu penipu (menggunakan akun palsu BCA) akan membalas pesan tersebut seolah-olah perwakilan sah dari bank BCA dan mengarahkan ke situs web yang berbeda (menyerupai web resmi BCA).
Mereka kemudian akan mengumpulkan informasi login atau informasi pribadi untuk keuntungan sendiri. Korban seringkali tidak menyadari telah ditipu hingga terlambat, yang membuat jenis penipuan ini sangat berbahaya.
Kunci keamanannya: Pertama, kenali akun-akun resmi media sosial BCA. Kedua, jangan pernah mengakses link pada pesan mencurigakan. Ketiga, jangan pernah share data-data pribadi perbankan seperti nomor kartu, PIN, kode OTP, CVV/CVC, Respon Appli 1 dan Appli 2 KeyBCA dll.
5. Penipuan Menggunakan AI
Teknologi AI sekarang makin canggih. Dengan teknologi AI, penipu dapat menirukan wujud siapapun, dengan suara dan visual yang dapat mengelabui korban.
Penipu umumnya menggunakan deepfake untuk meniru orang yang dikenal atau dipercaya oleh calon korban dengan tujuan untuk memeras uang atau meminta data pribadi dari calon korban.
Berikut beberapa modus penipuan lama yang dipercanggih menggunakan AI.
- Menyamar Sebagai CS Bank BCA
- Dalam jenis penipuan ini, penipu akan menyamar sebagai petugas Customer Service BCA melalui media video call atau mengirimkan konten video.
- Sebagai petugas Customer Service BCA, penipu akan berusaha mengelabui korban untuk meminta data pribadi perbankan milik korban.
- Menyamar sebagai Anggota keluarga/kerabat/pejabat
- Penipu akan meyakinkan korban untuk mengirimkan uang secara sukarela melalui teknik rekayasa sosial.
- Misalnya menyamar sebagai lembaga pemerintah yang meminta pembayaran denda palsu, hingga anggota keluarga yang membutuhkan transfer dana mendesak (misalnya kecelakaan, sedang di rumah sakit/kantor polisi, dll).
- Penipuan “Asmara”
- Terakhir, maraknya kencan secara online juga telah membuka pintu bagi penipuan.
- Penipu mungkin akan memulai dengan melakukan catfishing, menggunakan identitas dan foto palsu di media sosial, kemudian secara bertahap mendapatkan kepercayaan korban (jatuh cinta) dari waktu ke waktu.
- Penipuan jenis ini tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial, tetapi juga trauma emosional bagi korban.
Tips keamanan untuk terhindar dari penipuan AI bisa dibaca pada artikel ini.
Itulah jenis-jenis fraud perbankan terkini yang diramalkan akan banyak terjadi di 2025. Cek laman bca.id/awasmodus yang berisi informasi terbaru mengenai modus-modus penipuan terkini.
Selalu #awasmodus dan bijak dalam melakukan aktivitas perbankan karena jenis fraud selalu berkembang dan semakin sulit terdeteksi. Jika menemukan informasi yang agak laen dari sumber yang tidak jelas, don’t know, kasih no!