Di artikel-artikel sebelumnya, sudah dibahas lebih dalam mengenai Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dan Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) – untuk memperoleh liquidity dan income. Apabila ingin mengetahui terlebih dahulu terkait tujuan investasi, silakan klik tombol di bawah ini!
Artikel ini akan membahas lebih dalam terkait Reksa Dana Saham yang dapat digunakan untuk memperoleh pertumbuhan modal (growth) dalam jangka panjang . Yuk, simak penjelasannya!
Pengertian Reksa Dana Saham (RDS)
Reksa Dana Saham (RDS) adalah Reksa Dana yang minimal terdiri dari 80% instrumen ekuitas (saham) dan sisanya diinvestasikan pada Instrumen Pasar Uang atau Obligasi. Oleh karena itu, RDS cocok untuk investor dengan kebutuhan likuiditas rendah, profil risiko agresif, dan tujuan investasi memperoleh growth dalam jangka panjang.
Meskipun Reksa Dana Saham berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan Instrumen Pasar Uang dan Obligasi, potensi risiko juga lebih tinggi. Pasalnya, Manajer Investasi (MI) akan menempatkan dana investasi ke berbagai jenis saham mengikuti strategi yang paling optimal sesuai dengan ketentuan kebijakan investasi dan perkembangan pasar terkini.
Ketika pertama kali berinvestasi di Reksa Dana Saham, investor dapat mempertimbangkan strategi akumulasi bertahap untuk meminimalisir volatilitas yang terlalu signifikan di portofolio.
Jenis-Jenis Reksa Dana Saham
RDS dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori berikut.
1. Cara Pengelolaan:
- Aktif: Reksa Dana yang dikelola dengan melakukan pemilihan saham secara aktif dengan tujuan mengungguli performa indeks acuan (misalnya IHSG atau LQ45) atau tolok ukurnya.
- Pasif: Reksa Dana yang kinerjanya menyerupai kinerja indeks acuan yang sudah ditentukan, biasa dikenal dengan Reksa Dana indeks. Artinya, MI hanya perlu mencapai performa mendekati indeks acuan dan tidak berinvestasi pada saham-saham di luar indeks walaupun saham tersebut dianggap memiliki prospek yang bagus.
2. Kapitalisasi Pasar:
Merupakan salah satu indikator dalam menentukan nilai perusahaan, dihitung dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga saham. Kapitalisasi pasar suatu perusahaan biasa dibagi menjadi 2 kategori, yaitu saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) dan saham berkapitalisasi pasar kecil-menengah (small-mid cap). Berikut merupakan karakteristik keduanya.
Big Cap | Small-Mid Cap | |
Kapitalisasi Pasar |
Besar (> IDR 100 triliun) |
Kecil – Menengah (≤ IDR 100 triliun) |
Volatilitas* |
Volatilitas harga berpotensi lebih tinggi karena volume yang diperdagangkan tinggi oleh investor luas |
Volatilitas harga terkadang lebih rendah karena nilai perdagangan yang cenderung rendah. Saham ini seringkali diperdagangkan oleh jumlah investor yang lebih sedikit |
Valuasi |
Cenderung lebih tinggi |
Cenderung lebih rendah |
Likuiditas |
Lebih likuid |
Kurang likuid |
Potensi Pertumbuhan |
Harga saham cenderung sudah tinggi sehingga potensi kenaikan harga lebih terbatas |
Harga saham cenderung lebih rendah sehingga potensi kenaikan harga lebih besar |
*Volatilitas diukur dengan mengacu pada data standar deviasi pergerakan indeks acuan dalam periode 2021 – 2024.
Di Indonesia, investor dapat memantau pergerakan saham-saham big cap dengan melihat pergerakan indeks LQ45 & small-mid cap dengan melihat indeks IDX SMC Composite.
3. Alokasi Geografis:
- Domestik: Reksa Dana yang berinvestasi ke perusahaan-perusahaan yang berada di negara asal dari Reksa Dana tersebut.
- Developed market: Reksa Dana yang berinvestasi ke perusahaan-perusahaan yang berada di negara maju (developed market) seperti AS, Eropa, Jepang, dan negara maju lainnya.
- Emerging market: Reksa Dana yang berinvestasi ke perusahaan-perusahaan yang berada di negara berkembang (emerging market) seperti India, Indonesia, Tiongkok, dan negara berkembang lainnya.
4. Alokasi Sektoral:
Reksa Dana yang berinvestasi pada industri atau sektor tertentu seperti sektor teknologi, finansial, properti, energi, dan sektor-sektor lainnya. Apabila investor membeli RDS sektoral, MI hanya akan menginvestasikan dana investor ke sektor tertentu yang diyakini memiliki prospek yang baik ke depannya. Perlu diperhatikan bahwa RDS sektoral lebih berisiko karena hanya terfokus pada sektor tertentu.
Keuntungan dan Risiko Berinvestasi di RDS
Setelah membahas lebih lanjut terkait RDS, berikut merupakan keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di RDS.
Selain keuntungan dan risiko di atas, terdapat juga keuntungan dan risiko lain ketika berinvestasi di Reksa Dana yang dapat diakses dengan klik di sini.
Jadi, tunggu apa lagi, yuk mulai berinvestasi RDS di fitur Investasi di myBCA sekarang!