Investasi kini sudah sering dilakukan dan bukan merupakan hal asing lagi bagi semua generasi. Namun, terkadang dalam menata persiapan masa depan, masih banyak investor yang melakukan kesalahan karena dalam investasi diperlukan kedisplinan, kesabaran dan kejelian dalam memerhatikan market.
Berikut merupakan 10 kesalahan yang sering dilakukan oleh investor:
1. Menunggu Tujuan Investasi
Banyak investor belum melakukan investasi dengan disiplin dikarenakan belum memiliki tujuan investasi yang jelas, sehingga investasi yang dilakukan tidak memiliki rencana dan dilakukan hanya jika teringat.
Tidak ada salahnya jika belum memiliki tujuan investasi yang jelas (seperti persiapan dana menikah/ persiapan membeli rumah/ persiapan sekolah anak ke luar negeri, dll), kita bisa menumpuk kekayaaan untuk persiapan kebutuhan masa depan hingga dana untuk hari tua kelak. Semakin banyak yang disisihkan maka financial freedom lebih cepat tercapai.
2. Tidak Mempersiapkan Dana Darurat
Sebaiknya investor membagi-bagi persiapan dananya, tidak hanya untuk persiapan masa depan, namun juga persiapan berupa dana darurat. Dana darurat merupakan dana yang disiapkan untuk kebutuhan darurat yang terjadi diluar dugaan. Biasanya dana ini digunakan jika terjadi kecelakaan atau bencana alam, kerusakan rumah atau kendaraan, dll. Hal ini dilakukan agar jika terjadi situasi mendadak tersebut dapat menggunakan dana darurat dan tidak mengganggu keuanganmu.
3. Menunda Kewajiban
Pembelian barang menggunakan fasilitas kredit merupakan hal yang bermanfaat dan dilakukan oleh hampir setiap orang, baik berupa kartu kredit ataupun pinjaman online yang belakangan ini marak dilakukan, terutama dengan adanya benefit atau promo khusus yang bisa diperoleh. Namun tidak sedikit yang menumpuk kewajiban sehingga menjadi bunga berbunga dan utang semakin besar. Sebaiknya, segeralah lunaskan, agar kamu mendapatkan benefitnya tanpa harus membayar lebih dan keuangan lebih baik.
4. Spend First
Kebanyakan orang memiliki kebiasaan untuk menggunakan penghasilannya untuk keinginan terlebih dahulu, lalu sisanya digunakan untuk investasi. Idealnya setelah mendapatkan penghasilan, lakukan pelunasan kewajiban dilanjutkan dengan sisihkan dana terlebih dahulu untuk investasi atau yang dikenal dengan pay yourself first, lalu sisanya digunakan untuk memenuhi keinginan. Hal ini dilakukan agar investasimu berjalan secara disiplin dan sesuai dengan rencana, juga untuk mencegah kamu berinvestasi hanya dengan sisaan dari penghasilanmu.
5. Tidak Memiliki Budget
Beberapa orang tidak memiliki budget yang direncanakan, sehingga tanpa disadari pengeluaran yang dikeluarkan sudah melewati jumlah yang diharapkan sehingga yang dapat digunakan untuk investasi menjadi lebih kecil dari yang direncanakan sehingga dapat mengganggu tercapainya tujuan investasi.
Segeralah menyusun budget untuk kebutuhanmu (investasi, kebutuhan sehari – hari, pelunasan kewajiban & keinginan/hiburan) dan mengikutinya, agar dapat dipastikan penghasilanmu tidak dihabiskan untuk pengeluaran yang tidak diperlukan.
6. Tidak Memiliki Asuransi
Sering kali asuransi dianggap sebagai pengeluaran tambahan untuk sesuatu yang tidak diperlukan, namun pada kenyataannya asuransi diperlukan selama kamu hidup. Jika kamu sakit dan memiliki asuransi, maka biayanya tidak akan mengganggu budget pengeluaran, dana darurat atau investasimu.
7. Tidak Memaksimalkan Benefit dari Perusahaan
Benefit yang diperoleh karyawan bermacam-macam tergantung dengan perusahaan, bisa berupa benefit kesehatan, pernikahan, sembako, dll. Terkadang, karyawan tidak menyadarinya ataupun lupa untuk menggunakan benefit yang telah disediakan oleh perusahaan sehingga harus membayarnya dengan dana pribadi, dimana dana tersebut sebenarnya dapat dioptimalkan untuk menambah investasi.
8. Terjebak FOMO
Fear of Missing Out atau yang lebih dikenal dengan FOMO adalah rasa kekhawatiran yang muncul jika tidak merasakan tren yang sedang terjadi. Biasanya karena lebih mementingkan FOMO, kita memiliki pengeluaran lebih yang biasanya tidak dikeluarkan dimana seharusnya dapat digunakan untuk investasi. Sebaiknya, masukanlah biaya yang keluar karena FOMO kedalam budget yang kamu tentukan untuk hiburan/keinginanmu, sehingga disiplin investasimu tidak terganggu.
9. Milenial Lifestyle
Merupakan gaya hidup atau lifestyle menjadi lebih mewah, dengan pertimbangan sudah bekerja keras dan ingin menikmati pendapatan yang diperoleh dengan lifestyle lebih mewah yang sifatnya kepuasan sementara. Sebaiknya, sama seperti FOMO masukanlah biaya yang keluar karena perubahan lifestyle kedalam budget yang kamu tentukan untuk hiburan/keinginanmu, sehingga disiplin investasimu tidak terganggu.
10. Medsospedia
Belakangan ini, banyak orang yang belum paham investasi namun melakukan investasi pada produk dengan imbal hasil tinggi namun tanpa menyadari memiliki risiko yang tinggi, lalu segera memberitakannya pada teman-temannya menggunakan media sosial. Setelah teman-temannya tertarik untuk bergabung, terjadi perubahan pada pasar investasinya sehingga investasinya pun berkurang secara signifikan.
Sebaiknya sebelum melakukan investasi, baik yang disarankan oleh kenalan, influencer, ataupun keluarga mencari tahu terlebih dahulu tentang produknya, risikonya, cara kerja, pengelola, dll. Jangan lupa juga untuk mengecek apakah produknya terdaftar di OJK.
Investasi penting untuk dilakukan untuk persiapan masa depan, namun penting untuk memastikan bahwa investasi yang kamu lakukan akan lebih maksimal untuk tercapainya tujuan investasimu. Yuk, hindari kesalahan yang sering dilakukan investor dan segera investasi di BCA, dapatkan Cashback Rp25 Ribu untuk investasi pertamamu di BCA!