03 Jan 2022 | News & Feature

Outloook Ekonomi Global 2022: Di persimpangan jalan ekonomi

  • Di mana fokus utama di tahun 2020 adalah penyesuaian perekonomian global pada hantaman keras dari pandemi Covid-19, faktor-faktor ekonomi lain mulai bermunculan di tahun 2021, sementara fokus mulai bergeser pada upaya penyesuaian ke fenomena baru di era pemulihan pasca-Covid.
  • Risiko varian baru Covid tidak akan menghilang, suatu hal yang terlihat dari munculnya varian baru Omicron. Namun, efek gabungan dari faktor vaksinasi dan kekebalan alami bisa mempercepat transisi Covid menjadi virus endemi. Dan dalam skenario ada varian baru Covid yang cukup mematikan pun, pengalaman dengan gelombang Delta di tahun 2021 memberi indikasi bahwa efek ekonomi dari varian semacam ini hanya akan berdampak temporer.
  • Kembali munculnya inflasi barangkali adalah topik pembahasan ekonomi terbesar di tahun 2021. Analisa berdasarkan kategori mengindikasikan bahwa sebagian besar dari tekanan harga dipicu oleh faktor terkait supply – terutama energi dan semikonduktor – dibanding faktor permintaan. Sudah mulai terlihat tanda-tanda bahwa disrupsi rantai pasokan global sudah mulai mencapai puncaknya dan mungkin akan mulai mereda di pertengahan 2022. Namun, perlu dicatat bahwa harga energi bisa tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.
  • Laju inflasi yang tinggi mendorong otoritas moneter AS untuk mengambil postur yang lebih hawkish kedepan. Ditambah dengan dukungan politik untuk belanja fiskal yang mulai pudar, tren belanja stimulus di AS sepertinya sudah mulai berkurang. Peran ekonomi AS yang besar di tingkat global, dari sisi riil maupun keuangan, menimbulkan risiko bahwa perlambatan ekonomi AS bisa berdampak negatif pada pertumbuhan global, dan harga komoditas.
  • Hal ini diperparah oleh disrupsi ekonomi yang sedang terjadi di Tiongkok, sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Tiongkok terhadap kredit. Walaupun kebijakan tersebut cukup kritis untuk kesehatan ekonomi Tiongkok dalam jangka panjang, lanjutan dari kebijakan tersebut juga berpotensi berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas pada jangka pendek.  Arah kebijakan Tiongkok di tahun 2022 akan sangat bergantung pada perkembangan politik, di mana presiden Xi Jinping harus mencari keseimbangan antara terus mendorong reformasi struktural, dan menjaga stabilitas ekonomi jangka pendek ditengah Kongres Partai Komunis yang krusial pada tahun tersebut.