- BI menurunkan BI-rate menjadi 5,5% di Mei 2025 dikarenakan perlambatan pertumbuhan, pengetatan likuiditas, serta pelemahan USD.
- Depresiasi terkontrol terhadap kurs Asia dan stabilitas terhadap USD menjadi kondisi optimal bagi Indonesia, karena memberikan katalis bagi eksportir serta mempertahankan kestabilan finansial.
- BI telah menurunkan cadangan likuiditas sekunder (PLM) sebesar 1% serta meningkatkan batas pinjaman dana asing (RPLN) ke 35% di tengah perlambatan pertumbuhan kredit dan DPK.
- Banyaknya surat berharga yang jatuh tempo serta ketidakpastian kebijakan dapat membatasi pemotongan suku bunga di jangka pendek.