- Surplus neraca perdagangan menyempit menjadi USD 2,48 miliar, dipengaruhi oleh peningkatan impor barang modal dan beras. Namun, ekspor tetap tumbuh kuat terutama didorong oleh CPO (baik harga maupun volume).
- Harga CPO yang tinggi diperkirakan akan membantu memulihkan likuiditas di wilayah penghasil seperti Sumatra, sejalan dengan tesis kami bahwa pertumbuhan mungkin telah mencapai titik terendah pada Q3-24.
- Meskipun keseimbangan harga komoditas positif bagi Indonesia, kembalinya Trump dapat memperburuk prospek neraca perdagangan Indonesia akibat gangguan tarif dan arus masuk tambahan produk-produk Tiongkok.
- Namun, ancaman terbesar dalam jangka pendek adalah penguatan USD, mengingat hubungannya yang cenderung berlawanan dengan harga komoditas.