- Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga 6%, dikarenakan oleh ekspektasi pasar yang lebih hawkish oleh karena konflik Iran-Israel, ketidakpastian skala stimulus Tiongkok, data ekonomi AS di atas perkiraan dan pemilu AS.
- Kepercayaan BI bahwa nilai fundamental Rupiah lebih terefleksikan di bulan Agustus dan September dapat menyulitkan rencana keluar mereka dari SRBI.
- BI telah menyesuaikan program KLM untuk lebih fokus pada industri padat karya, serta menambahkan skema 0% MDR untuk transaksi QRIS dibawah Rp 500.000.
- Tidak adanya pemangkasan suku bunga bulan ini kemungkinan besar bersifat temporer, tetapi ketidakpastian mengenai perlambatan pasar global, apalagi "soft landing" merepresentasikan banyaknya hambatan ke depan.