- Suku bunga acuan BI turun 25 bps, sementara the Fed turun 50 bps – keduanya lebih cepat dari ekspektasi.
- Pemotongan suku bunga yang lebih cepat ini dapat dilihat sebagai tanda kepanikan terhadap prospek pertumbuhan, namun baik AS maupun Indonesia masih jauh dari jurang resesi untuk saat ini.
- Kondisi yang timpang (sektor komoditas dan manufaktur tertekan, namun sektor yang berorientasi domestik masih cukup baik) mengindikasikan bahwa perlambatan global saat ini sangat terkait dengan ketidakseimbangan pada ekonomi Tiongkok.
- Pemotongan suku bunga akan sulit memperbaiki keadaan ini, yang ironisnya malah mungkin akan mendorong pemotongan yang lebih cepat di jangka pendek.
- Ruang BI untuk melonggarkan kebijakan lebih terbatas daripada Fed, dan tuas terbaik yang masih dimilikinya – pengurangan SRBI – harus digunakan secara gradual mengingat efeknya terhadap Rupiah.