- Surplus neraca perdagangan bulan Mei 2024 meningkat ke USD 2.93 miliar dengan ekspor yang meningkat 13.82% MoM (2.86% YoY), sementara impor juga tumbuh 14.82% MoM namun turun -8.83% YoY.
- Ekspor emas kembali meningkat dan ekspor logam melanjutkan pertumbuhan yang kuat, didorong oleh berlanjutnya pemulihan manufaktur Tiongkok. Namun ekspor CPO turun karena penurunan harga yang diperburuk dengan turunnya harga minyak kedelai.
- Impor bahan baku dan barang modal kembali meningkat, mengindikasikan pemulihan dalam aktivitas manufaktur yang didorong oleh permintaan domestik. Impor barang konsumsi melambat sejalan dengan impor beras, namun impor beras diperkirakan akan kembali meningkat di H2-24.
- Dengan memuncaknya kenaikan harga logam dan potensi peningkatan impor seiring dengan diberlakukannya Permendag 8/2024, Indonesia mungkin akan menghadapi surplus perdagangan yang lebih kecil dan defisit neraca transaksi berjalan yang berkelanjutan. Ditambah dengan sikap The Fed yang hawkish, BI perlu tetap waspada dan responsif dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global dalam beberapa bulan mendatang.