- Indonesia mencatatkan defisit neraca pembayaran awal tahun terdalam sejak pandemi, diakibatkan oleh defisit neraca keuangan sebesar USD 2,30 miliar (-0,68% PDB) sedangkan defisit neraca transaksi berjalan bertambah menjadi USD 2,16 miliar (-0,64% PDB).
- Lonjakan penempatan kas di luar negeri oleh sektor swasta dan penjualan SBN oleh investor asing menyebabkan penurunan neraca finansial secara tajam. Neraca finansial sulit pulih di jangka pendek mengingat permintaan asing terhadap aset keuangan Indonesia yang masih lemah.
- Pemulihan harga ekspor dapat meningkatkan tren ekspor barang Inodnesia, namun neraca berjalan kemungkinan kembali akan mencatatkan defisit pada Q2 2024 akibat kenaikan impor jasa dan pembayaran dividen ke luar negeri.