- PDB tumbuh kuat di 5,11% YoY pada Q1-24, berkat belanja terkait Pemilu yang berhasil mengangkat belanja masyarakat bawah. Meski begitu, belanja sekunder oleh kelas menengah-atas masih terindikasi cukup lesu.
- Mengingat besarnya efek temporer yang mengangkat pertumbuhan di Q1 – efek Pemilu, efek pergeseran kalender Hijriyah – ada kemungkinan cukup besar bahwa pertumbuhan akan melambat ke rentang 4,9 – 5,0% di sisa tahun 2024.
- Dorongan masih ada dari potensi pemulihan investasi pasca-Pemilu dan juga pemulihan harga komoditas. Akan tetapi, komposisi investasi yang kurang optimal (lebih berat pada bangunan dan sektor padat modal) dapat membatasi efek multiplier terhadap ekonomi secara keseluruhan.
- Meski pertumbuhan PDB riil mungkin melambat, pertumbuhan PDB nominal bisa terangkat ke depannya oleh kenaikan harga komoditas. Hal ini dapat meningkatkan likuiditas domestik, yang jadi prakondisi pemulihan pertumbuhan riil di tahun 2025.