- Pemerintah mulai memetakan jalan keluar dari stimulus fiskal luar biasa selama 2020-21, dengan menahan laju pengeluaran baik terkait Covid maupun infrastruktur.
- Target penerimaan cukup sejalan dengan realitas pasca-pandemi, dan rencana reformasi pajak tahun depan kemungkinan relatif netral terhadap penerimaan.
- Kemungkinan gelombang Covid lanjutan masih jadi sumber risiko fiskal utama untuk 2022, karena APBN mengasumsikan pemulihan yang relatif solid tanpa banyak efek negatif dari Covid.
- Kenaikan beban bunga utang membatasi ruang fiskal di masa depan, terutama karena pemerintah juga berencana menurunkan defisit di bawah ambang 3% dari PDB mulai 2023.
- Keterbatasan ruang fiskal mengharuskan pemerintah untuk lebih mendorong pertumbuhan lewat implementasi reformasi struktural, seperti tertuang dalam UU Cipta Kerja.