Pandemi mendorong banyak lini perusahaan harus beradaptasi. Teknologi menjadi instrumen penting yang digunakan dalam merespon peralihan transaksi yang sangat masif dari tatap muka hingga cukup di layar handphone nasabah.
Pernyataan ini dirilis dalam sebuah artikel yang dirilis Forbes, 8 Juni 2020 berjudul The World’s Best Banks: The Future Of Banking Is Digital After Coronavirus yang memaparkan perkembangan tren perbankan dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir yang cukup signifikan.
Tidak pernah ada tuntutan yang terus berkembang dan lebih penting daripada pandemi coronavirus, yang memaksa negara-negara di seluruh dunia untuk mengumumkan lockdown dalam rangka memerangi penyebaran virus. Hal ini mengakibatkan nasabah tidak dapat mengunjungi cabang bank, dan konsumen beralih ke aplikasi seluler serta layanan online untuk menyelesaikan transaksi.
Forbes yang bermitra dengan perusahaan riset pasar Statista mengukur bank-bank terbaik di hampir 24 negara. Statista mensurvei lebih dari 40.000 pelanggan di seluruh dunia untuk pendapat mereka tentang hubungan perbankan mereka saat ini dan sebelumnya.
Bank-bank dinilai berdasarkan rekomendasi dan kepuasan keseluruhan, serta lima subdimensi (kepercayaan, syarat dan ketentuan, layanan pelanggan, layanan digital, dan saran keuangan). Antara 5 dan 75 bank diidentifikasi sebagai bank teratas di setiap negara, berdasarkan total evaluasi yang dikumpulkan, jumlah bank di negara tertentu, dan skor yang dicapai.
Krisis keuangan 2008 tidak hanya mengantarkan era konsolidasi dan suku bunga rendah yang membentuk kembali industri perbankan secara global, krisis keuangan juga bertepatan dengan adopsi smartphone secara massal dan peralihan ke perbankan digital. Segera setelah itu, sejumlah kreditur web-pertama muncul untuk menantang bank-bank terbesar di dunia dan membuat penawaran fitur-fitur mobile banking end-to-end menjadi masalah kelangsungan hidup.
Coronavirus hanya menegaskan bahwa tidak ada jalan untuk melihat ke belakang. ING yang berbasis di Amsterdam, berperingkat tinggi di delapan negara, memimpin bank-bank di seluruh dunia dalam daftar Forbes dengan jangkauannya. Pemberi pinjaman, yang memiliki warisan yang berasal dari pertengahan 1800-an, adalah pelopor teknologi dalam industri perbankan, menciptakan bank digital ING Direct pada tahun 1997 pada awal era internet.
“Kami terinspirasi oleh platform teknologi raksasa dan keterlibatan pelanggan mereka,” kata Bogdaneris, yang menunjukkan bahwa pengalaman pengguna untuk platform teknologi seperti Uber adalah sama, terlepas dari di mana pelanggan berada. "Kami mulai mengukur diri kami lebih banyak terhadap platform ini daripada terhadap bank tradisional," tambahnya.
Sementara untuk di negara Indonesia, bank yang kantor pusatnya berkedudukan di Jakarta ini berhasil melangkahi bank yang berkedudukan di Singapura dan London. Bank BCA melalui laman Forbes yang diakses per tanggal 7 Juli 2020 berhasil menempati posisi pertama sebagai The World’s Best Banks yang beroperasi di negara Indonesia.
BCA dinilai mampu memenuhi lima subdimensi (kepercayaan, syarat dan ketentuan, layanan pelanggan, layanan digital, dan saran keuangan) penilaian yang dilakukan Forbes dan Statista sebagai bank yang mampu beradaptasi dengan situasi pandemi. Solusi dan layanan perbankannya terkait teknologi dianggap paling baik.
Pencapaian ini merupakan bentuk komitmen Bank BCA dalam memberikan pelayanan dan solusi perbankan kepada nasabah. Sebagai bank yang dipercaya aman untuk investasi dan nyaman untuk memenuhi transaksi sehari-hari.
Nikmati beragam layanan dari Bank BCA agar aktivitas kamu tetap bertambah produktif dan transaksi selalu lebih mudah lewat smartphone kamu. Untuk melihat daftar peringkat bank bisa kamu akses di sini.Informasi lebih lanjut kunjungi segera hubungi Halo BCA 1500888 atau cukup mention akun Twitter: @HaloBCA.