12 Agt 2022 | Edukatips

Mengenal Inflasi dan Cara Tepat untuk Mengamankan Aset

Istilah inflasi sering didengar saat berbicara tentang stabilitas perekonomian. Kondisi ini menggambarkan sesuatu perekonomian yang sedang menurun di sebuah daerah. Inflasi ini akan memberikan dampak kepada para konsumen dan pelaku usaha dalam menjalankan perekonomian sehari-hari.

Inflasi bukan tidak mungkin dicegah atau setidaknya diminimalkan. Dari sisi masyarakat, inflasi bisa ditekan dengan mencoba hidup berhemat dan mulai merencanakan keuangan dengan baik.

Mengenal Inflasi

Inflasi adalah kondisi yang menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini disebabkan tingginya uang yang beredar di pasaran dan tidak berbanding lurus dengan jumlah barang yang ada. Permintaan dan penawaran sebuah barang pun tidak seimbang sehingga harga menjadi lebih tinggi.

Namun, kenaikan satu atau dua jenis barang saja belum bisa disebut sebagai inflasi. Perhitungan inflasi harus dilakukan dengan terukur dalam skala yang lebih luas. Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan pihak yang akan melakukan perhitungan inflasi.

Perhitungan tersebut akan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang didapat melalui Survei Biaya Hidup (SBH). Survei tersebut dilakukan secara rutin mulai dari skala terkecil di daerah hingga ke tingkat nasional. Indeks ini akan menggunakan tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut

  1. Bahan makanan
  2. Makanan jadi, minuman, dan tembakau
  3. Perumahan
  4. Sandang
  5. Kesehatan
  6. Pendidikan dan olahraga
  7. Transportasi dan komunikasi

Penyebab Inflasi

Inflasi bisa terjadi karena banyak faktor. Berikut penyebab inflasi yang bisa muncul dalam sebuah negara:

1. Jumlah permintaan yang meningkat

Inflasi sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran. Permintaan bisa mendadak naik dalam sejumlah faktor. Bisa saja barang yang dicari merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap harinya.

Permintaan yang meningkat ini pun bisa jadi karena stok terbatas sehingga barang tersebut menjadi langka. Muncul juga para spekulan yang menimbun barang sehingga jumlahnya menjadi sangat sedikit di pasaran.

2. Banyaknya jumlah uang yang beredar

Dalam strategi finansial, pemerintah bisa saja mencetak uang baru sehingga jumlahnya menjadi lebih banyak. Langkah ini diambil untuk menutupi defisit anggaran sekaligus memutar roda perekonomian lebih cepat. Pasalnya, jumlah uang yang lebih banyak mendorong konsumsi masyarakat jadi lebih tinggi juga.

Sayangnya, kondisi ini membuat harga barang dan jasa juga menjadi ikut naik. Makin banyak uang baru yang dicetak untuk menutupi defisit ini, makin tinggi juga harga kebutuhan pokok yang akan naik.

3. Biaya produksi yang meningkat

Kenaikan harga barang juga bisa terjadi akibat biaya produksi yang meningkat. Biaya produksi ini meliputi bahan baku, upah pekerja, dan juga ongkos distribusi. Peningkatan biaya produksi yang paling sering dialami adalah kelangkaan bahan baku di pasaran.

Kondisi peningkatan biaya produksi ini paling sering terjadi di negara berkembang. Pasalnya, masih ada bahan baku yang belum bisa diproduksi sendiri sehingga harus melakukan impor dari negara lain.

Jenis Inflasi

Inflasi juga dibedakan berdasarkan tingkat keparahan yang ditimbulkan. Berikut penggolongan jenis-jenis inflasi:

1. Inflasi ringan

Inflasi ini terbilang cukup umum terjadi di sejumlah negara. Kenaikan harga pun cukup minim di bawah 10% per tahun. Inflasi ringan terbilang masih bisa dikendalikan dengan baik.

2. Inflasi sedang

Tanda bahaya perlu dipasang saat nilai inflasi sudah diambang sedang. Rata-rata peningkatan harga per tahun mencapai 10—30% per tahunnya. Jika tidak dikendalikan dengan tepat, inflasi ini akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat.

3. Inflasi berat

Indonesia pernah mengalami inflasi berat saat krisis moneter pada 1998. Kenaikan harga yang terjadi saat inflasi berat ini sekitar 30—100% per tahun. Saat inflasi ini terjadi, suku bunga bank menjadi sangat jatuh sehingga orang tidak tertarik untuk menyimpan uang.

4. Inflasi sangat berat

Inflasi sangat berat menggambarkan kenaikan harga di atas 100% per tahunnya. Hal ini dapat mengacaukan perekonomian dan sulit dikendalikan meskipun terdapat kebijakan fiskal dan moneter.

Cara Mengatasi Inflasi

Kita juga punya peran penting dalam mengatasi inflasi, loh. Berikut sejumlah tips yang bisa dilakukan:

1. Menghindari sikap konsumtif

Menekan inflasi bisa dilakukan dengan pola hidup hemat. Belilah barang sesuai dengan kebutuhan dan atur juga jumlah pembeliannya. Hindari pembelian berlebih yang membuat kondisi barang di pasar menjadi minim, khususnya untuk barang kebutuhan pokok.

2. Mencari produk substitusi

Barang substitusi merupakan barang pengganti yang memiliki sifat dan fungsi yang mirip dengan barang utamanya. Menggunakan barang pengganti ini membuat permintaan akan sebuah barang menjadi menurun sehingga harganya bisa tetap normal.

3. Mulai menabung

Memanfaatkan produk perbankan akan mengamankan keuangan yang dimiliki. Mulai menabung secara rutin dengan menggunakan jenis tabungan berjangka. Jika memang memiliki dana lebih, tidak ada salahnya membuka rekening deposito.

4. Berinvestasi

Investasi merupakan salah satu cara terbaik untuk melawan inflasi sekaligus mengelola kekayaan dengan tepat. Kamu bisa memulai investasi reksadana dan obligasi. Dua jenis investasi ini tergolong cukup aman untuk para pemula.

5. Memberdayakan UMKM

UMKM memiliki peran yang sangat besar untuk pemutaran roda perekonomian. Untuk itu, memberdayakan UMKM perlu dilakukan. Mulailah berbelanja di warung, toko, atau minimarket yang ada di sekitar rumah, dan produk-produk lokal lainnya.

Banyak produk lokal dengan harga terjangkau yang bisa menjadi pilihan. Nah buat kamu yang mau belanja produk lokal, kamu bisa ikutan belanja bareng Bangga Lokal. Bangga Lokal turut mendukung anak bangsa yang memiliki semangat memajukan industri lokal & ekonomi. Yuk intip kreativitas anak bangsa & produk lokal di sini.