- Surplus dagang masih cukup lebar (USD 5.16 Myr) meski aktivitas ekspor-impor melemah, terutama berkat pemulihan harga logam industri setelah Tiongkok mengakhiri zero-Covid.
- Penurunan ekspor-impor Indonesia sejalan data di negara-negara lain, mengindikasikan penurunan harga dan awal dari resesi global, terutama di sektor manufaktur.
- Meski prospek lebih suram, keseimbangan harga komoditas masih untungkan Indonesia, sehingga memungkinkan BI mengakhiri kenaikan suku bunga di awal 2023.