- Kelebihan simpanan dari masa pandemi bantu dorong pemulihan konsumsi setahun terakhir, sejalan dengan penurunan tingkat tabungan masyarakat.
- Simpanan ekstra ini mungkin bisa habis di Sem II-2023, sementara limpahan dari kelebihan simpanan korporasi terbatas akibat lemahnya minat ekspansi dan rekrutmen.
- Kredit konsumen, sebagai sumber likuiditas alternatif, juga melambat meski didukung secara regulasi dan kenaikan suku bunga relatif terbatas.
- Penurunan likuiditas konsumen dapat memperlambat konsumsi dan minat investasi ritel – meski tidak dengan keyakinan konsumen.
- Sebagian dari penurunan likuiditas ini disebabkan oleh siklus fiskal – artinya, arus dana dapat berbalik dari pemerintah ke konsumen dan sektor swasta di Sem II.
- Meski pemerintah punya ruang untuk membelanjakan (netto) IDR 1,000 Tn lagi hingga akhir tahun, angka ini mungkin sulit dicapai tepat waktu.
- Belanja jelang pemilu dapat mendorong pertumbuhan tahun ini secara terbatas (sekitar 0.1% YoY), meski efeknya cukup singkat.
- Siklus fiskal dan pemilu bisa jadi penyelamat pertumbuhan PDB tahun ini, yang mungkin masih bisa mencapai 5.0% di tengah tekanan dari perlambatan global.