Bicara soal jamu, bisa jadi hampir pasti setiap orang akan teringat dengan jenama (brand) Sido Muncul. Berdiri sejak 1940, perjalanan bisnis jamu keluarga ini bukan tanpa halangan hingga bisa menjadi sebesar sekarang. Sido Muncul rupanya pernah berada di ambang kebangkrutan pada tahun 1990-an.
"Pada tahun 2004 Sido Muncul hampir saja bangkrut, utangnya Rp 160 miliar, tapi penjualannya cuma Rp 10 miliar," kata Irwan Hidayat, Presiden Direktur PT Sido Muncul Tbk, yang juga merupakan generasi kedua pendiri Sido Muncul.
Lantaran berada diambang kebangkrutan, Irwan pun mulai melakukan perubahan strategi dalam menjalankan bisnisnya. Perubahan strategi inilah yang kemudian membuat Sido Muncul tumbuh dan berkembang menjadi seperti sekarang.
“Saya bekerja di Sido Muncul ini kurang lebih sudah 50 tahun. Dulu, 20 tahun pertama saya melakukan perubahan strategi bisnis. Saat itu, saya berpikir bahwa agar orang mau membeli produk saya, terlebih dulu mereka harus percaya pada produk saya. Oleh karena itu, produk saya harus bisa dijelaskan secara ilmiah,” ujar Irwan dalam talkshow A Blueprint for Corporate Innovation and Inclusion di Indonesia Milenial Summit 2020 (17/01).
Tak berhenti sampai disitu saja, Selain menumbuhkan kepercayaan konsumen, salah satu strategi bisnis yang dijalankan adalah pemilihan brand ambassador yang dekat dengan masyarakat.
“Brand ambassador pertama yang saya gunakan adalah Pak Reinald Kasali, waktu itu sekitar tahun 98. Dampaknya? Sales kami naik. Kemudian selanjutnya, pada 2006, saat itu ada peristiwa penangkapan artis Roy Marten, sering melihat istrinya, Anna Maria sering muncul di TV, akhirnya terlintas di pikiran saya untuk memintanya menjadi brand ambassador kami,” kenang Irwan.
Ketika meminta Anna Maria menjadi brand ambassador Sido Muncul, Irwan mengaku ia menawarkan angka yang fantastis kepada Anna. “Bisa dibilang, itu adalah angka terbesar yang pernah saya berikan. Sempat menyesal, tapi saya sudah berjanji (kepada Anna) jadi saya harus menepati. Setelah itu, saya pulang ke Yogyakarta dan usai pulang ibadah, tiba-tiba saya mendapatkan inspirasi membuat naskah yang akan dibacakan oleh Anna Maria untuk iklan kami. Hasilnya? Saat itu, sales kami mengalami kenaikan lima kali lipat,” tuturnya.
Tidak berhenti di sana, Sido Muncul terus hadir dengan brand-brand ambassador yang identik dekat dengan masyarakat. Setelah Anna Maria, Irwan pun mendapuk Mbah Marijan sebagai brandambassador produk Kuku Bima Ener-G miliknya.
Dengan formula yang sama, Sido Muncul berhasil menaikkan angka penjualan mereka sebanyak empat kali lipat pada tahun itu (2006) dan kembali naik dua kali lipat pada tahun berikutnya.
“Waktu itu, karena sales naik terus, tidak bisa dimungkiri bahwa uang datang ke keluarga kami seperti banjir bandang. Terus-terusan datang. Banyak sekali. Sampai bingung pakainya,” ujarnya berseloroh. Namun, menurut Irwan, di balik sosok Anna Maria dan Mbah Marijan, ada hal prinsip yang dapat ia petik.
“Lebih dari sekadar kenaikan sales, dari Anna Maria dan Mbah Marijan saya banyak belajar. Setiap pergi kunjungan ke toko dengan mereka, saya melihat bahwa masyarakat ternyata sangat sayang dengan dua sosok itu. Tidak berhenti masyarakat memeluk mereka setiap kali kami berkunjung ke toko. Dari sana saya belajar bahwa dalam hidup kita tidak cukup hanya dihormati, yang terpenting adalah disayangi,” tutur Irwan.
Langkah ketiga yang dilakukan Irwan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen adalah mendirikan pabrik, untuk memastikan produk yang mereka pasarkan lulus uji klinis.
artikel ini sudah tayang di https://Prioritas.bca.co.id