Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan sebuah perusahaan atau negara untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan. Obligasi dapat diterbitkan dengan berbagai jangka waktu (tenor) dan dalam berbagai mata uang. Untuk mengetahui lebih detail terkait Obligasi serta keuntungan dan risiko berinvestasi di instrumen Obligasi dapat terlebih dahulu mengakses link berikut ya!
Istilah Dalam Obligasi
Supaya lebih mengenal instrumen Obligasi, yuk ketahui berbagai istilah umum yang biasanya digunakan:
- Tenor: jangka waktu hingga Obligasi tersebut jatuh tempo, biasanya diklasifikasikan menjadi tenor pendek (jatuh tempo dalam 1-5 tahun), menengah (jatuh tempo dalam 5-10 tahun), dan panjang (jatuh tempo lebih dari 10 tahun).
- Kupon: bunga yang diperoleh investor dalam periode tertentu. Pembayaran kupon biasanya dilakukan secara bulanan atau setiap 6 bulan.
- Harga beli/jual: merupakan harga yang harus dibayarkan/diterima investor ketika melakukan pembelian/penjualan Obligasi. Terdiri dari:
- Harga Par: investor membayarkan =100% ketika membeli Obligasi dan akan memperoleh 100% ketika Obligasi jatuh tempo. Umumnya terjadi di Pasar Perdana ketika terbit.
- Harga Premium: investor membayarkan >100% ketika membeli Obligasi, namun harga Obligasi akan kembali ke 100% ketika jatuh tempo.
- Harga Diskon: investor membayarkan <100% ketika membeli Obligasi, namun harga Obligasi akan kembali ke 100% ketika jatuh tempo.
- Capital gain/capital loss: potensi keuntungan/kerugian yang akan diperoleh investor yang menjual Obligasinya sebelum jatuh tempo. Nilai capital gain/loss diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli Obligasi setelah memperhitungkan biaya transaksi.
- Capital gain:diperoleh apabila harga jual lebih tinggi daripada harga beli Obligasi.
- Capital loss:diperoleh apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli Obligasi.
- Yield to maturity (YTM): imbal hasil rata-rata per tahun (dinyatakan dalam %) yang diperoleh investor ketika memegang Obligasi hingga jatuh tempo. Perhitungan YTM telah mempertimbangkan komponen harga, kupon, dan tenor. Semakin tinggi YTM, semakin tinggi imbal hasil yang diterima investor, begitu pula sebaliknya.
- Durasi: mengukur volatilitas atau seberapa besar harga Obligasi naik/turun ketika yield naik/turun. Semakin tinggi angka durasi, maka semakin besar volatilitas harga sebuah obligasi, begitu pula sebaliknya. Durasi tidak sama dengan tenor (waktu hingga jatuh tempo sebuah Obligasi). Contoh, FR101 yang akan jatuh tempo di tahun 2029 (tenor = 4 tahun, durasi = 3 tahun) akan mengalami kenaikan/penurunan harga yang lebih kecil dibandingkan dengan FR079 yang akan jatuh tempo di tahun 2039 (tenor = 14 tahun, durasi = 9 tahun). Informasi durasi dapat kamu akses di link berikut: Informasi Durasi Obligasi.
Faktor Penggerak Harga Obligasi
Meskipun Obligasi memberikan kupon secara rutin, namun pergerakan harga Obligasi bergantung pada kondisi ekonomi, inflasi, dan suku bunga suatu negara. Berikut merupakan ilustrasi hubungan antara tingkat inflasi dan suku bunga terhadap imbal hasil dan harga Obligasi.
| Skenario 2: Kondisi Ekonomi Lemah, Inflasi Turun | ||||
| Inflasi | Suku Bunga | Imbal Hasil (Yield to Maturity) | Harga Obligasi | |
|
Skenario awal |
3% |
5% |
6% |
100 |
|
Skenario 1 |
5% |
7% |
8% |
95 |
Ketika inflasi naik (kondisi ekonomi solid & daya beli masyarakat tinggi), bank sentral berpotensi menaikkan suku bunga acuan. Ketika suku bunga acuan tinggi, imbal hasil deposito cenderung turut mengalami kenaikan sehingga tidak kalah atraktif dengan imbal hasil Obligasi. Hal ini mendorong investor lebih tertarik untuk berinvestasi di deposito. Alhasil, imbal hasil Obligasi harus naik (harga turun) untuk kembali menarik minat investor dalam berinvestasi di Obligasi.
| Skenario 2: Kondisi Ekonomi Lemah, Inflasi Turun | ||||
| Inflasi | Suku Bunga | Imbal Hasil (Yield to Maturity) | Harga Obligasi | |
|
Skenario awal |
3% |
5% |
6% |
100 |
|
Skenario 2 |
1% |
3% |
4% |
105 |
Ketika inflasi mulai menurun (kondisi ekonomi lemah & daya beli masyarakat melemah), bank sentral berpotensi memangkas suku bunga acuan. Ketika suku bunga acuan rendah, imbal hasil deposito cenderung turut mengalami penurunan sehingga kurang atraktif. Investor akan mencari instrumen lain dengan imbal hasil yang lebih menarik, salah satunya Obligasi. Alhasil, permintaan Obligasi meningkat dan mendorong peningkatan harga Obligasi.
Kesimpulannya, instrumen Obligasi akan menjadi salah satu pilihan utama investor ketika ekonomi sedang lesu, inflasi rendah, dan suku bunga rendah.
Bagaimana Cara Memilih Obligasi?
Secara umum, investor dapat dikelompokkan menjadi:
- Trader – memiliki jangka waktu investasi yang pendek & perputaran portofolio yang cepat: biasanya akan membeli Obligasi yang lebih sering ditransaksikan di pasar (memiliki selisih harga jual & beli yang lebih kecil).
- Investor – memiliki jangka waktu investasi yang lebih panjang & memiliki tujuan untuk memegang Obligasi hingga jatuh tempo: biasanya akan memilih Obligasi dengan YTM paling tinggi (harga lebih rendah dibandingkan seri lain dengan tenor yang sama).
YTM adalah indikator yang paling tepat untuk memilih sebuah Obligasi karena sudah memperhitungkan berbagai komponen yakni harga, kupon, dan tenor. Berikut ilustrasi singkatnya:
| Seri | FR104 | FR082 | FR087 |
|
Jatuh tempo |
15 Juli 2030 |
15 September 2030 |
15 Februari 2031 |
|
Kupon |
6,50% |
7,00% |
6,50% |
|
Harga beli |
101,00% |
102,85% |
100,35% |
|
YTM |
6,27% |
6,35% |
6,42% |
Data per 5 Juni 2025
Penjelasan:
- Ketiga Obligasi di atas memiliki tenor yang berdekatan (~5 tahun).
- Semakin tinggi kupon & semakin panjang tenor maka harga akan semakin tinggi.
- FR082 = kupon paling tinggi, harga paling tinggi.
- FR104 & FR087 memiliki kupon yang sama namun harga FR104 lebih tinggi (yield lebih rendah) karena FR104 merupakan benchmark (acuan) sehingga lebih likuid dibanding FR087.
- Dengan tenor yang hampir serupa, FR087 menawarkan imbal hasil (YTM) yang paling menarik dibandingkan kedua seri lainnya.
Bagi investor baru atau yang ingin investasi yang lebih terdiversifikasi, dapat juga membeli dan mencari tahu terlebih dahulu mengenai Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT).
Tunggu apa lagi, yuk segera beli Obligasi di Fitur Investasi pada aplikasi myBCA!