- The Fed mempertahankan suku bunga mereka pada rentang 5,25-5,50% pada rapat FOMC terakhir di tahun 2023, menandakan berakhirnya tren pengetatan kebijakan moneter AS yang telah berlangsung sejak Maret 2022.
- Ekspektasi kenaikan penerbitan obligasi pemerintah AS dan berlanjutnya quantitative tightening menimbulkan risiko likuiditas bagi sektor keuangan AS. Namun, program BTFP dan penambahan sinyal penurunan suku bunga menjadi 75 bps di 2024 memberikan perlindungan bagi sektor perbankan atas risiko likuiditas tersebut.
- Dampak pelunakan sinyal kebijakan the Fed terhadap sentimen pada pasar keuangan non-USD termasuk Indonesia bisa jadi terbatas, mengingat penurunan suku bunga the Fed yang telah diantisipasi oleh pasar dan perbedaan ekspektasi suku bunga antara the Fed dan pasar yang masih signifikan.