- Neraca pembayaran Indonesia mencatat defisit sebesar USD 1.8 miliar di Q1-2022, didorong oleh penurunan surplus transaksi berjalan.
- Meskipun neraca transaksi berjalan diperkirakan akan membaik, upaya pemerintah untuk menjaga harga domestik membatasi potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari tingginya harga komoditas ekspor Indonesia.
- Postur hawkish the Fed dapat mempercepat aliran keluar modal dan memperburuk neraca keuangan Indonesia, yang dapat mendorong BI untuk menaikkan tingkat suku bunga sebesar 50-150 bps tahun ini. Peran faktor eksternal semakin penting dalam pengambilan keputusan BI mengingat komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga energi domestik.