27 Jan 2022 | News & Feature

Outlook perbankan 2022: Setelah badai berlalu

  • Sektor perbankan berhasil mempertahankan stabilitas selama pandemi, dan kini siap ekspansi seiring pemulihan ekonomi. Simpanan diprediksi masih tumbuh baik sekitar 8-9%, di mana efek pengurangan stimulus diimbangi harga komoditas yang masih tinggi.
  • Tema utama untuk 2022 adalah ekspansi volume bisnis bank, baik di sisi kredit maupun transaksi. Permintaan menguat untuk kredit konsumtif dan modal kerja, tapi kredit investasi masih jadi "faktor X" untuk saat ini. Kami memprediksi kredit akan tumbuh 7-8%, didukung pemulihan merata di mayoritas sektor ekonomi berorientasi domestik selain juga sektor berorientasi ekspor.
  • Risiko kredit masih relatif tinggi efek peninggalan pandemi, dan akan tetap tertinggi di sektor yang terdampak pandemi seperti pariwisata dan transportasi. Besaran pencadangan jadi metrik kunci buat bank jelang akhir periode relaksasi restrukturisasi kredit (Mar-23).
  • Prospek kenaikan suku bunga BI tahun ini bisa berdampak pada permintaan kredit, namun hal ini diimbangi oleh penurunan suku bunga kredit yang lebih cepat dari penurunan laba korporasi selama pandemi. Dampak kenaikan suku bunga juga diimbangi oleh kuatnya pertumbuhan CASA (dibandingkan deposito) belakangan ini.
  • Lanskap perbankan pasca-pandemi tetap lebih menguntungkan untuk bank-bank besar, yang memiliki rasio CASA lebih tinggi dan layanan digital yang lebih kuat - di mana pertumbuhan transaksi digital akan mengimbangi fee per transaksi yang lebih rendah. Tapi ada beberapa tantangan di jangka menengah panjang, terutama (1) hadirnya neobank yang murni digital; (2) regulasi untuk mendorong peningkatan kredit UMKM; dan (3) kesadaran yang makin kuat tentang isu iklim dalam industri keuangan.