- Cadangan devisa Indonesia turun secara signifikan menjadi $134,9 miliar pada September 2023, terutama disebabkan oleh pasar global yang bearish, arus modal keluar, dan menguatnya dolar AS.
- Ketidakpastian pasar global, yang didorong oleh faktor-faktor seperti fluktuasi harga minyak dan keraguan terhadap skenario "Fed pivot + soft landing", menimbulkan keraguan terhadap stabilitas perekonomian Indonesia.
- Peraturan penerimaan ekspor yang bertujuan untuk menahan mata uang asing di dalam negeri tidak cukup untuk mengimbangi arus keluar, sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap stabilitas perekonomian Indonesia.
- Meskipun Bank Indonesia (BI) mempunyai opsi untuk menerbitkan SRBI untuk menyerap likuiditas Rupiah, hal ini mempunyai dampak tidak langsung terhadap nilai tukar dan dapat berdampak pada likuiditas dan pertumbuhan kredit.
- Depresiasi Rupiah mungkin membantu mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dan menstimulasi kegiatan ekonomi, namun juga menimbulkan risiko, khususnya terkait pembayaran utang valuta asing, yang masih menjadi tantangan utama bagi pengelolaan cadangan devisa BI.